Friday, June 19, 2009
LANGKAH
Resah jiwa meradang...
saat perjalanan yang panjang
tak juga mau usai...
Menyibak rimba belantara
temukan jasad kerontang berpeluh darah
mengibas timbunan daun kering bercampur tanah
Seberangi samudra luas
menatap nelayan tua termangu diatas sampan
mengail hingga tak ingat waktu senja
Mendaki gunung
Jelang sapa petani tua
mengayun cangkul membelah sawah
Lalu kita...
mengapa masih resah...
bila memang MATA PENA adalah sejarah...
mari lalui dengan langkah...
Negeri Ali Jinah
Islamabad, 19 Juni 2009
LELAP BAYI PALESTINA
Terlelap engkau...
dalam selimut kafan putih membalut ragamu...
senyum simpul di wajah polosmu...
tak mampu gambarkan kepedihan bundamu...
Karena kecongkakan manusia...
kau tak sempat nikmati dunia....
karena kebuasan angkara murka...
kau tak sempat mengabdikan jiwa dan raga...
Tapi dalam lelap panjangmu...
kan kau temukan indahnya pesona syahdu
dalam buaian mimpi-mimpi tak semu...
kau lihat mereka para penjajah berhati kaku
pudar tersapu bersama kaki-kaki rapuh...
Negeri Ali Jinah
18 Juni 2009
dalam selimut kafan putih membalut ragamu...
senyum simpul di wajah polosmu...
tak mampu gambarkan kepedihan bundamu...
Karena kecongkakan manusia...
kau tak sempat nikmati dunia....
karena kebuasan angkara murka...
kau tak sempat mengabdikan jiwa dan raga...
Tapi dalam lelap panjangmu...
kan kau temukan indahnya pesona syahdu
dalam buaian mimpi-mimpi tak semu...
kau lihat mereka para penjajah berhati kaku
pudar tersapu bersama kaki-kaki rapuh...
Negeri Ali Jinah
18 Juni 2009
BOCAH PALESTINA
Tangan mungil terkepal lemah...
Berteriak-teriak dalam bising deru tank-tank penjajah...
Menghalau mereka yang berjasad manusia...
Melumat habis rumah bangsa palestina...
Kau berdiri tegak...
diatas puing2 batu rumahmu...
menatap nanar menusuk kalbu
kobarkan api jihad hancurkan para musuh
Anakku...
kutahu amarahmu...
ku bahkan tahu gejolak darah mendidih dalam kepala lembutmu...
mereka para penjajah berjasad manusia...
memang tak layak untuk hidup di dunia...
Berteriak-teriak dalam bising deru tank-tank penjajah...
Menghalau mereka yang berjasad manusia...
Melumat habis rumah bangsa palestina...
Kau berdiri tegak...
diatas puing2 batu rumahmu...
menatap nanar menusuk kalbu
kobarkan api jihad hancurkan para musuh
Anakku...
kutahu amarahmu...
ku bahkan tahu gejolak darah mendidih dalam kepala lembutmu...
mereka para penjajah berjasad manusia...
memang tak layak untuk hidup di dunia...
Negeri Ali Jinnah
17 Juni 2009
17 Juni 2009
MENGENANG ULAMA
Terkenang perjuangan para ulama.
Berjuang tuk tegakkan kebenaran Agama.
Walau harus lalui hidup dalam penjara bawah tanah.
Berselimut dingin, berteman sepi lagi sunyi.
Para ulama....
Tak pernah kau pedulikan.
Darah mengalir basah warnai pengabdian.
Asal mampu goreskan MATA PENA senyum puas dapat kau sunggingkan.
Tuk terus menorehkan gagasan.
Hingga terukir sejarah kemuliaan.
Berjuang tuk tegakkan kebenaran Agama.
Walau harus lalui hidup dalam penjara bawah tanah.
Berselimut dingin, berteman sepi lagi sunyi.
Para ulama....
Tak pernah kau pedulikan.
Darah mengalir basah warnai pengabdian.
Asal mampu goreskan MATA PENA senyum puas dapat kau sunggingkan.
Tuk terus menorehkan gagasan.
Hingga terukir sejarah kemuliaan.
Negeri Ali Jinah, 18 Juni 2009
Thursday, June 18, 2009
PETANI DI NEGERI SENDIRI
Saat pagi menjelang...
kau berangkat pergi ke ladang...
tak pedulikan kantuk datang menghadang...
kabut putih tetap kau terjang...
duhai...
kau petani harapan negeri...
tak pernah kau harap balasan pamrih...
atas semua pengabdianmu selama ini...
padahal tanpa baktimu yang sejati...
kan banyak rakyat negeri
kan tergelimpang dgn perut nan perih...
Islamabad, 16 Juni 2009
Subscribe to:
Posts (Atom)