Friday, July 27, 2007

KU LIHAT


Kulihat…
Ada serpihan kaca memberi pantulan cahaya jingga
Menyentak jiwa
Memadukan hasrat untuk meminta

Kulihat…
Ada mawar merah
Merekah indah di samping telaga tua
Membidik hati untuk berusaha menjamah

Kulihat…
Ada semburat warna pelangi mewarna
Mematung rasa
Untuk terpaku dalam fana.

Kulihat…
Hamparan permadani di masjid tua
Menyanggah tubuh tuk menghiba
Sembari haturkan
Jiwa hina datang meminta

Kulihat…
Kuasa Tuhan
Adalah segala




Nur Rohim Yunu
Kuwait Permai, Islamabad 27 Juli 2007
Saat silaturrahmi dan diskusi santai bersama Abdul Khaliq Saman

HARAPAN


Ketika kesengsaraan
berkelana dalam sanubari insan
Saat itulah
Kutemukan
Ada sebiduk perahu melaju
Menuju dermaga harapan


Nur Rohim Yunus
Melody Islamabad, 15 Juli 2007
Saat Mengecek Printer Ida di Rumah Pak Budi

Thursday, July 26, 2007

P E R J A L A N A N S A N G P E T U A L A N G


Aku adalah generasi muda yang hilang
tapi bukan berarti aku terbelakang
Semangat hidupku sulit layu dan pudar
Berkobar dan terus berkembangitulah sebabnya
Aku tak pernah mau mati
Bahkan aku ingin hidup seabad tahun lagi
Aku adalah angin kencang
Yang bertiup berputar mengitari bola dunia kehidupan
aku ada di mana-mana dan mampu ke mana-mana
bila kau sedang sibuk berdiskusi
Pasti ku selalu ada menengahi
Bila kau sibuk berkelahi
Aku laksana sang bapak kan siap melerai

aku adalah titisan kapas - ringan melepas
aku adalah rotan - liat tak patah - tapi bisa putus.
Sudah terlalu jauh ku berkelana
menyeberangi pulau bahkan laut samudra
bahkan gurun pasir sahara
dan gunung salju pegunungan himalaya

tapi kini aku sudah lelah
bersembunyi ditengah kesunyian dari hiruk pikuk metropolitan
dan aku ingin kembali menyeruak
ke tengah kerumunan prahara susah duka kehidupan

dimana mana ku berjuang
dimana mana kumiliki teman
itulah sebabnya ada yang bilang
aku bak burung
bisa selalu terbang sampai ketitik puncak awan

karena semua orang tahu
ku punya besi tua tunggangan
yang dapat ku ajak melaju kencang
yang tak pernah takut bakal kehausan
apalagi hanya panas api memanggang

itulah hakikat perjuangan
tak peduli dimana kelak kuburan
asal tahu tempat pengabdian
disitu tempat mahligai cinta perjuangan

tanah-air ku adalah kebebasan itu sendiri
garam asam dan siksa dunia adalah makanan kemandirian
tapi aku tak pernah bisa lekang
karena kuingin selalu hidup seabad tahun mendatang

aku adalah pemuda petualang
dari generasi muda yang hilang
tapi semangat hidup ku tumbuh dan terus berkembang
di mana ada tanah dan bibit rumput ilalang
aku dan kader generasiku terus berdatangan
karena kutahu hakikat perjuangan

Kini…
Ku ingin pulang…
Melanjutkan likaliku perjuangan
Yang telah lama kutinggal…
Dikota itu



Nur Rohim Yunus
Islamabad, 2 Juli 2007
Buat sahabatku Ahmadi Usman
Pemuda petualang yang tak pernah lekang walau badai menghalang
Salam kompak buat motor bututnya, kapan kita dorong lagi nih…